“Sesungguhnya Allah tidak menyukai mereka yang congkak dan sombong.” (QS. Luqman: 18).
GONTB – SOMBONG dan congkak adalah penyakit-penyakit hati yang berbahaya. Sifat inilah yang menjatuhkan iblis ke taraf yang sangat hina. Sewaktu diperintahkan untuk sujud kepada Adam, iblis enggan karena katanya dia diciptakan dari api sedangkan Adam dari tanah.
Kesombongannya ini menyebabkan Allah mengharamkan surga baginya untuk selama-lamanya. Begitu pula yang terjadi dengan Firaun dan Qarun. Firaun sombong dengan kekuasaanya dan Qarun dengan kekayaannya.
Firaun pernah berkata kepada rakyatnya, “Akulah tuhanmu yang agung.” Dan Qarun pun pernah mengatakan pada masyarakat di sekitarnya, “Aku memperoleh kekayaan ini karena kepandaianku.” Akhirnya kedua orang tersebut ditenggelamkan ditelan bumi.
Allah berfirman dalam surah Luqman ayat 18, ” Sesugguhnya Allah tidak menyukai mereka yang congkak dan sombong.”
Dalam hidup kita, fenomena sombong ini sering terjadi. Sebagian orangtua sewaktu ditegur oleh yang lebih muda lalu berkata, ” Aku lebih dahulu tahu asam garam kehidupan daripada kamu.”
Kadang suami bersikap sombong dan egois dengan kelaki-lakiannya sehingga sanggup menghina dan bersikap acuh kepada istrinya. Ada sebagian bos di kantor yang bersikap sombong dengan pendapatnya sanpai-sampai tidak mau menerima pendapat serta pandangan orang lain.
Orang yang sombong tidak akan sukses baik di dunia maupun di akhirat. Menurut Imam Muslim, Nabi bersabda, ” Tidak masuk surga orang-orang yang di hatinya ada perasaan sombong meskipun sebesar biji sawi.”
Sewaktu para sahabat meminta definisi sombong, Nabi menjawab, ” Sombong itu adalah menolak kebenaran dan menghina manusia.” Karena itu janganlah nenolak nasihat-nasihat dan pandangan-pandangan yang baik dan jangan mencemooh dan serta merendahkan orang lain.
Jika kita berhasil dalam hidup jangan bersikap seperti Firaun dan Qarun. Bersikaplah seperti Raja Sulaiman. Beliau menguasai manusia dan jin, dan hewan. Kekuasaan dan kekayaan yang dimiliki tidak ada bandingnya. Tetapi beliau tidak sombong.
Dalam surah Al-Qashash ayat 19 beliau berkata, ” Wahai Tuhanku, karuniakanlah kepadaku ilham untuk senantiasa bersyukur atas nikmat-Mu yang telah Kau karuniakan kepadaku dan kedua ibu-bapakku. Dan karuniakanlah kepadaku kekuatan untuk melaksanakan amal saleh yang Engkau ridhai dan masukanlah aku bersama dengan hamba-hamba-Mu yang saleh.”
Adapun konteks Islam, dalam ilmu padi sering dihubungkan dengan konsep tawadhu, sikap rendah hati juga mengajarkan untuk menghargai orang lain dan tidak bersikap sombong atau angkuh.
Karena itulah, mengamalkan Ilmu Padi begitu penting bagi umat Islam. Ilmu Padi menjadi landasan bagi sikap tawadhu yang mendatangkan keberkahan dalam hubungan antarmanusia, tetapi juga meraih keberkahan dari Allah Swt. Sikap rendah hati ini menciptakan harmoni dalam masyarakat dan menunjukkan kesadaran akan keagungan Tuhan.