Kisah dan Hikmah: Tangan di Atas Lebih Baik dari Tangan Di Bawah

oleh
Banner IDwebhost

SUATU ketika Hakim bin Hazam terlihat bersedih dab bingung. Ia nampak sangat memerlukan uang. Namun, kepada siapa ia harus meminta? Kehidupannya yang miskin telah membuatnya tamak, dan tak pernah merasa qanaah, ikhlas menerima segala apa-apa yang diberikan Allah Swt.

Dalam kegundahannya, Hakim menjumpai Rasulullah Saw. dengan penuh harap, seraya berkata: Ya Rasulullah, berikan sebagian harta Anda punyai kepadaku”.

Mendengar permitaan Hakim, Rasulullah segera memberikan apa yang dimintanya. Setelah mendapat apa yang dimintanya dari Rasulullah, Hakim mengucapkan terima kasih, dan segera pulang.

Selang beberapa hari, Hakim datang lagi kepada Rasulullah, dan kembali neminta kepada Rasulullah. Dan Rasulullah pun memberikannya lagi apa yang dimintanya.

Setelah mendapat apa yang diinginkannya, Hakim kembali pulang dengan senang. Di dalam kalbunya terbesit keinginan untuk mengulang kembali apa yang telah dilakukannya.

Disaat Hakim kehabisan uang, ia dengan merasa malu merenungkan apa yang telah dilakukannnya, “Mengapa aku meminta kepada Rasulullah berulang kali. Kapan aku akan berhenti dari meminta?”

Tetapi karena keadaan dan sifat tamak, akhirnya Hakim kembali menjumpai Rasulullah.

Banner IDwebhost

Ketika Hakim masuk ke Majelis Rasulullah, Beliau menyambutnya dengan gembira. Hakim lalu duduk bersama sahabat-sahabat lain. Tak lama kemudian, dengan bahasa yang lebih halus ia meminta lagi kepada Rasulullah. Dan Rasulullah pun memberikannya lagi.

Namun, untuk saat ini sebelum Hakim bin Hazam pulang, Rasulullah mendekatinya seraya berkata: “Hai Hakim, sesungguhnya harta itu hijau yang menggiurkan. Siapa yang mencarinya dengan tamak, maka tidak akan ada keberkahan itu”. Mendengar ucapan Rasulullah itu, Hakim hanya terdiam mendengarkan dengan seksama.

Rasulullah melanjutkan perkataannya lagi: ” Orang yang mencari harta dengan tamak, bagai seorang makan tetapi tidak pernah merasa kenyang. Hai Hakim, sesungguhnya tangan yang di atas (memberi) lebih baik daripada tangan yang di bawah (meminta)”.

Baca Juga:  Pemerintah Tetapkan 1 Ramadan 1446 H Jatuh pada 1 Maret 2025

Perkataan Rasulullah benar-benar telah meresap ke dalam hati Hakim. Dengan penuh keyakinan Hakim berkata dengan mantap: “Demi Allah, saya tidak akan meminta lagi kepada siapa pun sampai ajal saya tiba ya Rasulullah”.

Setelah peristiwa di atas lewat beberapa tahun, pada masa Khalifah Abu Bakar As-Siddiq, Hakim menolak pemberian dari Khalifah. Di masa itu Baitul Mal cukup banyak, hingga dibagikan umat Islam. Tetapi Hakim tetap menolak pemberian dari Baiyul Maal, yang diberikan oleh Khalifah Abu Bakar.

Di hadapan umat Islam Abu Bakat berkata: “Wahai umat Islam, kamu semua menjadi saksi, aku telah memberikan bagian Hakim, tetapi ia menolak untuk mengambil bagiannya”.

Hakim benar-benar tidak menhamhil harta bahiannya dari Baitul Maal, karena sejak ia berjanji kepada Rasulullah untuk tidak meminta lagi, sampai akhir hayatnya tidak sekali pun ia tidak meminta kepada orang lain. Jangankan meminta, diberi pun ia tak mau.

Hakim bekerja untuk memenuhi keperluan hidupnya, dan ia telah merasa cukup dengan hasil yang didapatnya, tanpa pemberian orang lain.

Dengan sifat qanaah ia telah membuktikan janjinya, bahkan lebih dari itu, pemberian orang yang halal sekalipun ia tolak. Apa yang telah dilakukan Hakim yang semula bersifat tamak, kemudian menjadi orang yang qanaah merupakan didikan Rasulullah Saw. yang meresap ke dalam hatinya. Wallahu a’lam bishshowab.

Referensi:
Skj.195.1997.

banner 336x280