GONTB – SEBAGAIMANA dalam dunia medis, seseorang bisa melakukan general check up untuk memgetahui kondisi kesehatannya secara umum. Demikian pula iman, kita bisa melakukan general check up untuk mengetahui kesehatan/kehidupan iman kita.
Ada beberapa indikator penyakit lemah iman. Apabila ternyata tanda-tanda itu ada pada kita berarti kita termasuk lemah iman. Kita harus segera melakukan tindakan pencegahan, sehingga iman kita kembali normal, kuat dan sehat. Untuk melakukan general chek up kesehatan iman, diantara indikatornya adalah:
Pertama, adalah senang berbuat maksiat dan melanggar yang diharamkan.
Bila dengan mudahnya seseorang melakukan kemaksiatan, sehingga ia terbiasa berbuat maksiat dan tidak malu melakukannya di muka umum, ia tidak merasa bahwa kemaksiatan itu sebagai kemaksiatan, berarti imannya dalam keadaan sakit atau lemah.
Kedua, adalah, merasakan kekerasan hati.
Merasa hatinya keras, tidak bisa ditembus oleh nasihat, pelajaran dan ayat-ayat Al-Qur’an atau hadits-hadits Rasulullah SAW dan yang lainnya. Hatinya keras tidak mempan ditembus kebenaran, bahkan lebih keras daripada batu. Itulah yang digambarkan dalam firman Allah, “Kemudian setelah itu, hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi.” [QS. Al-Baqarah: 74].
Ketiga, adalah, tidak konsentrasi dalam ibadah.
Tidak bisa konsentrasi ketika shalat, membaca Al-Qur’an, dzikir, doa dan ibadah-ibadah lainnya. Semua ibadahnya hanya terasa sebagai rutinitas, tanpa kesadaran dan pemahaman.
Keempat, malas dan lalai melakukan ketaatan dan ibadah.
Bila seseorang merasa berat saat datang waktu ibadah, malas membaca Al-Qur’an, berat untuk sedekah, shalat berjamaah, shalat sunnah, dsb. maka itu tandanya dia imannya sedang sakit dan lemah. Allah berfirman, “Dan apabila mereka berdiri untuk shalat, mereka berdiri dengan malas.” [QS.An-Nisa’: 142].
Kelima, adalah, dada terasa sempit, cepat marah karena hal-hal yang sepele.
Maka, bila seseorang keadaannya selalu ingin marah, gampang tersinggung, tidak mudah memaafkan, selalu memikirkan hal-hal sepele sehingga membuat orang lain menderita, disebabkan perilakunya.
Keenam, hatinya tidak tergugah oleh ayat-ayat Al-Qur’an.
Tidak terpengaruh hatinya oleh janji dan ancaman Al-Qur’an, perintah dan larangan Al-Qur’an, serta ayat-ayat tentang hari Kiamat.
Ketujuh, lalai dan lupa mengingat Allah.
Salah satu tanda sakit atau lemahnya iman adalah lalai berzikir/mengingat Allah, berat untuk berdoa. Dalam Al-Qur’an, Allah bercerita tentang orang-orang munafik. “Dan tidaklah mereka mengingat Allah, kecuali sedikit sekali.” [QS. An-Nisa’: 142].
Kedelapan, adalah, tidak marah ketika hukum Allah dilanggar.
Termasuk tanda-tanda sakit dan lemahnya iman adalah tidak ada cemburu [ghirah] bila hukum Allah dilanggar. Tidak marah ketika ada kemungkaran di depan matanya. Ia tidak memerintahkan orang lain melakukan kebaikan dan mencegah mereka dari berbuat mungkar.
Kesembilan, adalah berebut kekuasaan karena ambisi dunia.
Mengincar kekuasaan karena ingin menikmati enaknya fasilitas, sehingga menempuh segala macam cara untuk berkuasa adalah perilaku yang menunjukkan sakit dan lemah iman. Dia hanya membayangkan enaknya berkuasa, tidak mempertimbangkan tanggung jawabnya.
Kesepuluh, adalah senang dengan musibah yang menimpa umat Islam.
Ia dengki dengan nikmat yang diterima orang Islam. Ia senang kalau nikmat itu hilang. Ini hasad, tanda sakit dan lemah iman. Karena orang mukmin yang sejati adalah orang yang ikut senang dan bersyukur dengan kenikmatan dan kemajuan umat Islam. Sebaliknya, ia ikut turut berduka dan bersedih atas musibah yang menimpa umat Islam.
Kesebelas, adalah meremehkan perbuatan baik.
Termasuk tanda sakit dan lemah iman adalah seseorang tidak peduli dengan kebaikan yang ia anggap kecil dan remeh. Rasulullah SAW bersabda, ” Barangsiapa membuang duri [gangguan] dari jalan kaum muslimin, maka akan ditulis untuknya satu kebaikan, dan barangsiapa yang diterima kebaikannya, maka ia akan masuk Surga.” [HR. Bukhari].
Kedua belas, adalah berlebihan mencintai dunia.
Orang yang sakit dan lemah imannya, hatinya tergantung pada dunia. Ia sedih jika tidak mendapatkan bagian dunia, seperti jabatan, harta, popularitas dan sebagainya. Suka dukanya dalam hidup hanya tergantung dunia yang ia raih.
Bila ia mendapatkan dunia dalam jumlah yang banyak ia bersuka cita, lupa diri dan sombong. Sebaliknya, bia ia mendapatkan dunia dalam jumlah yang sedikit, atau ditimpa musibah, ia menjadi sangat menderita, putus asa dan rendah diri. Itulah tanda orang yang sakit dan lemah imannya.
Akhirnya, marilah kita lihat diri kita. Apakah kita memiliki sebagian penyakit lemah iman yang sudah disebutkan tadi? Bila jawabannya “ya” maka kita harus segera mengambil tindakan [mengobatinya], sehingga tidak menjadi penyakit kronis yang terus menggerogoti iman kita. Kita harus terus berusaha menjadikan iman kita sehat dan kuat serta membersihkannya dari berbagai penyakit. Mudah-mudahan dengan demikian Allah SWT menerima iman kita dan memasukkan kita ke dalam Surga-Nya. Amin. Wallahu a’lam bishshowab.