Mataram, GONTB – Penggunaan listrik di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) mengalami peningkatan signifikan selama pekan pertama Ramadhan 1446 H.
Berdasarkan data yang dirilis oleh PLN Unit Induk Wilayah (UIW) NTB, terjadi kenaikan beban listrik sebesar 14% dibandingkan dengan hari biasa.
Peningkatan ini terutama disebabkan oleh tingginya penggunaan peralatan elektronik seperti lampu, pendingin ruangan, dan perangkat masak.
Hal ini menunjukkan adanya perubahan pola konsumsi energi masyarakat selama bulan suci Ramadhan.
General Manager PLN UIW NTB, Sudjarwo, menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan analisis mendalam untuk memproyeksikan kenaikan beban listrik ini.
“Analisis tersebut mencakup pemantauan terhadap pola penggunaan listrik di berbagai wilayah, terutama pada jam-jam puncak seperti saat sahur dan berbuka puasa,” jelasnya melalui Rilis yang diterima media ini. Kamis (06/03/2025).
Dengan demikian, PLN dapat mempersiapkan langkah-langkah strategis untuk memastikan pasokan listrik tetap stabil selama Ramadhan.
Selain itu, PLN telah menyiagakan ribuan personel dan peralatan untuk mengantisipasi gangguan yang mungkin terjadi, sehingga respons terhadap masalah kelistrikan dapat dilakukan dengan cepat dan tepat.
Proyeksi kenaikan beban listrik ini berlaku untuk seluruh wilayah NTB, dengan fokus khusus pada daerah padat penduduk dan pusat aktivitas ekonomi sosial, sehingga kebutuhan listriknya cenderung lebih tinggi.
Selain itu, peningkatan aktivitas keagamaan dan sosial selama Ramadhan juga turut berkontribusi terhadap lonjakan penggunaan listrik. Dengan persiapan yang matang, PLN berkomitmen untuk memastikan pasokan listrik tetap lancar di seluruh wilayah NTB.