Qurban, Ketaatan Tanpa Batas

by
Penulis: Ust. H. Aswan Nasution
Banner IDwebhost

“Dan [ingatlah], ketika Ibrahim berdo’a: Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman diantara mereka kepada Allah dan hari kemudian. Allah berfirman: “Dan kepada orang yang kafir pun Aku beri kesenangan sementara, kemudian Aku paksa ia menjalani siksa neraka dan itulah seburuk-buruk tempat kembali.” [QS. Al-Baqarah: 126]

SESUNGGUHNYA apa yang dipancangkan oleh Nabi Ibrahim itu adalah sebuah momentum sejarah yang menentukan perjalanan hidup manusia sampai sekarang ini. Ia menghendaki sebuah masyarakat ideal yang bersih; yang merupakan refleksi otentik interaksinya dengan sistem kepercayaan, nilai-nilai luhurdan tata aturan [syariat] yang telah menjadi dasar kehidupan bersama.

banner 336x280

IBRAHIM adalah suri tauladan abadi. Ketundukannya kepada sistem kepercayaan, nilai-nilai dan tata aturan ilahiah selalu menjadi contoh yang hidup sepanjang masa. “Ketika Alallah berfirman keadanya, “Tunduk patuhlah [islamlah],” maka ia tidak pernah menunda-nundanya walau sesaat, tidak pernah terbetik rasa keraguan sedikitpun, apalagi menyimpang. Ia menerima perintah itu dengan seketika dan dengan penuh ketulusan.

QURBAN yang berasal dari kata “qaruba-qaribun” yang berarti dekat. Jika posisi seseorang jauh dari Allah, maka dia akan mengatakan lebih baik bersenang-senang keliling dunia dengan hartanya daripada pergi ke Mekkah menjalankan ibadah haji.

NAMUN bagi hamba Allah yang memiliki kedekatan dengan Rabbnya dia akan mengatakan “Labbaik Allahumma Labbaik” lebih aku memenuhi seruan-Mu ya Allah … Demikian juga dengan ibadah qurban. Seseorang yang jauh dari Allah tentu akan berat mengeluarkan hartanya untuk tujuan ini.

NAMUN mereka yang posisinya dekat dengan Allah akan sangat mudah untuk mengorbankan segala yang dimilikinya semata-mata memenuhi perintah Allah. Karena mencapai posisi dekat “Al- Qurban/Al-Qurbah” dengan Allah tentu bukan merupakan bawaan sejak lahir. Melainkan sebagai hasil dari latihan [mujahadah] dalam menjalankan apa saja yang diperintahkan Allah SWT.

Baca Juga:  Blas 1000 SMS, Telkomsel Mataram Turut Sukseskan Safari Dakwah KH Fikri Haikal MZ di Lombok

DALAM ibadah qurban, kembali Nabi Ibrahim tampil sebagai manusia mendapat ujian pengorbanan dari Allah SWT. Ia harus menunjukkan ketaatannya yang totalitas dengan menyembelih putra kesayangannya yang dinanti kelahiran dari sekian lama.

ALLAH SWT berfirman: ” Maka tatkala anak itu sudah berumur baligh, Ibrahim berkata: “Hai anakku seseungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.” [QS. Ash Shaaffaat: 102]

ANDAIKATA Ibrahim manusia yang lemah, tentu akan sulit untuk menentukan pilihan. Salah satu diantara dua yang memiliki keterikatan besar dalam hidupnya; Allah atau Ismail. Berdasarkan rasio normal, boleh jadi Ibrahim akan lebih memilih Ismail dengan menyelamatkannya tanpa menghiraukan perintah Allah tersebut.

NAMUN ternyata Ibrahim adalah sosok hamba pilihan Allah yang siap memenuhi segala perintah-Nya, dalam bentuk apapun. Ia tidak ingin cintanya kepada Allah memudar karena lebih mencintai putranya. Akhirnya ia memilih Allah dan mengorbankan Ismail yang akhirnya menjadi syari’at ibadah qurban bagi umat Nabi Muhammad SAW.

IBADAH qurban yang sarat dengan pelajaran kesetiakawanan, ukhuwah, pengorbanan dan mendahulukan kepentingan dan kemashlatahan orang lain. Semoga akan lahir keluarga-keluarga Ibrahim berikutnya dari bumi tercinta Indonesia ini yang layak dijadikan contoh teladan dalam setiap kebaikan untuk seluruh umat. Aamiin. Wallahu a’lam bishshawab.

banner 336x280

No More Posts Available.

No more pages to load.