GONTB – Pemadaman api di Bukit Anak Dara Rinjani, Sembalun, Kabupaten Lombok Timur, terus dilakukan petugas dibantu masyarakat. Kebakaran yang dimulai pada Sabtu malam (31/08/2024) meluas sehingga evakuasi paksa terhadap para pendaki yang bermalam di area tersebut harus dilakukan.
Lalu Iskandar, Kasi Perlindungan dan KSDAE KPH Rinjani Timur, kepada awak media Selasa (3/9/2024) menyatakan, api pertama kali terlihat pada pukul 21.30 WITA pada Sabtu malam di puncak Bukit Anak Dara. Petugas yang mengetahui kejadian tersebut langsung berkoordinasi dengan pihak TNI dan Polri untuk melakukan evakuasi terhadap puluhan pendaki yang berada di lokasi.
“Teman-teman yang melihat api langsung berkoordinasi dengan TNI Polri dan menuju TKP. Petugas kemudian melakukan evakuasi paksa terhadap seluruh pendaki Bukit Anak Dara. Jam 3 pagi baru sampai di bawah,” ungkap Iskandar.
Iskandar menambahkan, upaya pemadaman sangat sulit dilakukan karena medan yang terjal dan keterbatasan alat, sehingga petugas dan masyarakat hanya bisa menggunakan alat seadanya, termasuk memakai ranting pohon. Pemadaman dengan sekam bakar juga diterapkan untuk mencegah api menyebar ke pemukiman warga.
Hingga saat ini, luas area yang terbakar sudah mencapai 94 hektar dari total luas Bukit Anak Dara 1 dan 2. Dari jumlah itu lahan yang yang dikelola masyarakat mencapai 91 hektar lebih.
“Kami akan memperketat SOP bagi para pendaki, terutama dalam bermalam di Bukit Anak Dara agar kejadian serupa tidak terjadi,” ujarnya.
Ketua Pengelolaan Bukit Anak Dara, Handanil, menambahkan bahwa api awalnya diduga sebagai lampu, namun lama-kelamaan terlihat asap yang mengepul. Evakuasi harus dilakukan untuk memastikan para pendaki tidak panik, terutama di jalur Tanjakan Cinta yang terjal.
“Setelah dilakukan pengecekan, termasuk saat registrasi, tercatat pendaki berhasil dievakuasi dari dua jalur berbeda mencapai total 171 pendaki,” jelasnya.
Kebakaran di Bukit Anak Dara dikatakan Handanil, kebakaran setiap tahun terjadi karena rumput yang kering. Pihak pengelola sangat khawatirkan api merambat ke perkebunan dan pemukiman warga sehingga upaya pemadaman api masih dilakukan pengelola dan petugas.
“Api masih belum dapat dipadamkan, kita gunakan alat seadanya. Semoga tidak sampai ke pemukiman termasuk perkebunan warga,” ucapnya.***