Janganlah Bersedih Hati

oleh -63 Dilihat
oleh
Penulis: ASWAN AMIR HASAN NASUTION
Banner IDwebhost

“La tahzan innallaha ma’ana”. [janganlah engkau besedih, sesungguhnya Allah bersama dengan kita]. [QS. At-Taubah: 40].

PERASAAN terkekan dalam jiwa manusia di dalam Al-Quran dibahasakan dengan kata sedih [hazan] dan takut [khauf]. Saat Rasulullah SAW bersembunyi di Gua Tsur bersama sahabat setianya, Abu Bakar ash-Shiddiq, terdengar dari dalam gua suara seorang gembala. Dia sedang bercakap-cakap dengan sekelompok pemuda Quraisy yang sedang memburu Muhammad.

“Mungkin saja mereka dalam gua itu, tapi saya tidak melihat ada orang yang menuju kesana, “ujar sang gembala seperti dikutip dari Sejarah Hidup Muhammad karangan Muhammad Husain Haekal.

Ketika mendengar jawaban gembala itu, Abu Bakar terlihat berkeringat. Dia khawatir mereka menyerbu kedalam gua. Dia pun menahan napas tidak bergerak. Diaserahkan nasibnya kepada Allah Sang Penguasa. Orang-orang Quraisy pun datang menaiki gua itu kemudian turun kembali. “Ada sarang laba-laba di tempat itu, yang memang sudah ada sejak sebelum Muhammad lahir,” kata dia.

Pemuda itu pun menjelaskan bahwa dia melihat ada dua ekor burung dara hutan di lubang gua itu. Karena itu, dia berkesimpulan tak mungkin ada manusia di dalamnya. Muhammad semakin sungguh-sungguh berdoa dan Abu Bakar terlihat ketakutan. Dia pun merapatkan diri kepada Nabi. Lantas Rasulullah SAW berbisik kepadanya, “LA TAHZAN. INNALLAHA MA’ANA.” Artinya, Jangan bersedih hati, Tuhan bersama dengan kita.

Penulis buku best selller La Tahzan, Aidh al-Qarni, menjelaskan tentang makna ‘jangan bersedih’ itu. Menurut dia, kesedihan sudah menjadi penyakit alam seluruhnya. Muslim atau bukan Muslim, orang pasti mengalami kesedihan. Sedih karena sakit, sedih karena meninggal, sedih karena kesulitan hidup dan berbagai masalah.

Sementara, makna khauf ada beberapa surat di dalam Al-Quran. Sebagai contoh, QS al-Ahzab [33]: 72. “Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi, dan gunung-gunung. Maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir [khauf] akan mengkhianatinya. Dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat lalim dan amat bodoh.”

Banner IDwebhost

Allah Ta’ala memang sudah berjanji akan memberikan kepada manusia beragam rasa di dalam jiwa, mulai dari ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, hingga buah-buahan. Namun, Allah mengungkapkan, berita gembira akan didapatkan orang-orang yang sabar saat mendapatkan musibah. Mereka pun mengucapkan, “Innalillahi wainnailaihirojiun.” Mereka adalah orang yang mendapatkan keberkahan sempurna dan rahmat dari Allah. Mereka pun mendapatkan petunjuk.

Baca Juga:  Nasehat Kematian

Mengucapkan kalimat “Innalillah wainnailaihirajiun” bukanlah sebatas ucapan belasungkawa. Dengan mengucapkan kalimat tersebut, mereka menghibur diri saat mendapatkan musibah. Mereka yakin bahwa sesungguhnya segala sesuatu termasuk diri, keluarga, dan semua hartanya adalah milik Allah SWT. Dia memberlakukan terhadap hamba-hamba-Nya menurut apa yang Dia kehendaki.

AllahTa’ala telah menganugerahi manusia sarana untuk melakukan rekreasi jiwa lewat perintah shalat. Lima kali sehari, shalat menjadi ajang bagi orang mukmin untuk berhenti sejenak dari tumpukan pekerjaan di kantor, riuhnya jual beli di pasar, impitan masalah rumah tangga, hingga kebutuhan kebutuhan hidup yang menggunung.

Shalat yang diawali dengan ritual membasuh segenap anggoga tubuh dengan air bersih menjadi qiyas penjernih debu-debu di wajah, lengan, rambut, hidung, telinga, hingga kaki.Tak sekedar zahir, dinginnya air wudhu pun diharapkan mampu membasuh kepenatan batin.

Saat menjalani ujian sebagai Rasul, Nabi Muhamammad diperintahkan untuk melakukan shalat malam lewat QS al-Muzammil ayat 1-9. Di dalam Tafsir Ibnu Katsir disebutkan, Rasulullah mendapatkan perintah shalat malam karena akan menghadapi perkataan yang berat. Perkataan ini diturunkan lewat wahyu melalui Malaikat Jibril.

Begitulah shalat diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang juga diperintahkan untuk kita sebagai hamba- Nya, dalam menghadapi kesedihan hati. Wallahua’lam bishshowab.

Referensi: Republika, Jumat, 24 Maret 2017

banner 336x280
Banner IDwebhost

No More Posts Available.

No more pages to load.