GONTB– Direktur Utama BPR NTB, Sudharmana menbatakan, beberapa langkah yang telah dimulai dan akan dilakukan mencakup pelatihan syariah untuk seluruh karyawan dan studi banding ke BPR Syariah Aceh serta BPR Jam Gadang Syariah Sumatera Barat. Sudharmana menegaskan pentingnya memahami proses konversi dari BPR yang sudah sukses, serta peran pemerintah daerah dan dukungan berbagai pihak.
“Perda sudah ada dan beberapa pihak siap membantu, termasuk Bank NTB Syariah, Bank Muamalat, dan Tazkia,” ujar Sudharmana, Kamis (4/7/2024).
Dia menambahkan bahwa konversi ini mendesak dilakukan untuk memfasilitasi kerjasama dengan lembaga keuangan syariah dan memenuhi permintaan nasabah yang ingin BPR NTB menjadi syariah.
Nasabah dan pondok pesantren yang menempatkan dana di BPR NTB juga menunjukkan minat yang kuat terhadap bank syariah. Banyak pesantren tidak ingin bunga dari simpanan mereka, sehingga BPR NTB harus segera melakukan konversi.
Provinsi NTB, dengan populasi 90 persen Muslim, menawarkan potensi pasar yang besar untuk BPR Syariah. BPR NTB ingin menyasar segmen kredit di bawah Rp50 juta untuk UMKM, sektor pertanian, perdagangan, dan jasa lainnya. Selain itu, pembiayaan untuk ibadah umrah juga menjadi fokus utama, dengan banyaknya masyarakat yang menabung untuk umrah.
“Kami tengah merancang program khusus untuk umrah, karena banyak nasabah dari Sumbawa, Bima, Dompu, dan beberapa pesantren yang ingin bekerjasama,” kata Sudharmana.***