Kisah dan Hikmah Pemimpin yang Merakyat

by
Ilustrasi
Banner IDwebhost

GONTB – SUATU ketika Khalifah Umar bin Khatab menerima bingkisan kue-kue dari seorang pejabat. Saat menerima bingkisan itu, Umar bin Khatab bertanya kepada utusan pejabat itu: “Apa ini?

Utusan itu menjawab: “Kue yang biasa dibuat oleh penduduk Azerbeijan, dan sengaja dikirim untuk Anda dari ‘Atabah bin Farqad [Gubernur Azerbaeijan].”

banner 336x280

Setelah mengetahui asal bingkisan itu, Umar bin Khatab mencicipinya, dan ternyata enak rasanya, maka beliau pun bertanya kepada utusan itu: “Apakah seluruh kaum Muslimin di sana menikmati makanan seperti ini?”

Dijawab oleh utusan itu: “Tidak. Makanan itu hanya bagi golongan-golongan tertentu saja.”

Mendengar jawaban dari utusan gubernur Azerbeijan itu, Umar bin Khatab menutup kembali wadah penganan kemudian dikatakannya:”Dimana untamu? Bawalah barang kiriman ini dan kembalikan kepada ‘Atabah serta sampaikan pesan Umar kepadanya Takutlah kepada Allah, dan kenyangkanlah kaum Muslimin lebih dahulu dengan makanan yang biasa kamu makan.

Umar bin Khatab adalah seorang pemimpin yang memikul tanggung jawab menurut pola istimewa, yang memberikan pelajaran kepada ummat tentang amanat atau kepercayaan atau teladan dalam menunaikan kewajibannya.

Pola tersebut diterapkannya pada dirinya, pada rakyat dan kerabatnya, pada rakyatnya baik yang kuat maupun yang lemah, juga terhadap para pegawai dan para pembesarnya, serta terhadap kenyataan ummat.

Umar bin Khatab yang memiliki kehalusan hati nuraninya dan peka terhadap lingkungannya, pernah dilukiskan dalam falasafahnya, katanya: ” Mana mungkin saya dapat menaruh perhatian terhadap keadaan ummat, jika saya sendiri tidak merasakan penderitaan yang mereka derita.”

Perhatian Umar bin Khatab kepada ummat demikian besarnya, hingga pada suatu waktu kaum Muslimin ditimpa kekurangan daging dan minyak samin, Amirul Mukminin menggunakan minyak biasa sebagai campuran bahan makanannnya, meskipun perutnya merasa merintih, dan beliau berkata: “Kamu harus membiasakan makan minyak goreng ini hai kawan, selama minyak samin harganya melangit.”

Baca Juga:  Kenapa Harus Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW

Ketika terjadi tahun peceklik, yaitu tahun kelaparan yang banyak menelan jiwa di kota Madinah, Amirul Mu’minin memerintahkan untuk menyembelih binatang ternak dan membagi-bagikannya kepada para penduduk.

Pada pemotongan hewan ternak para petugas potong memilih bagian-bagian yang paling digemarinya untuk dipersembahkan kepada Umar bin Khatab.

Di saat Amirul Mukminin hendak bersantap, dilihatnya telah tersaji punuk unta dan hatinya-bagian anggota yang paling enak-, maka beliau berujar: Dari mana ini?” “Dari hewan yang disembelih hari ini,” jawab mereka.

Mendengar jawaban itu, Amirul Mu’minin menggeser sajian itu dengan tangannya, seraya berkata: “Tidak…tidak!” Selanjutnya berujar: “Saya akan menjadi “PEMIMPIN” yang terjelek seandainya saya memakan daging yang empuknya, dan meninggalkan tulang-tulangnya untuk orang lain.”

Kemudian Amirul Mu’minin memanggil pelayannya Aslam, seraya berkata:”Angkatlah piring ini dan ambilkan saya roti dengan minyak biasa.”

Demikian, sekelumit kisah keteladanan kepemimpinan Umar bin Khatab, yang melukiskan jiwa bertanggung jawab, dan memandang dirinya sebagai manusia biasa di tengah-tengah manusia lainnya serta merakyat. Wallahu a’lam bish showab.

Selamat membaca, Semoga bermanfaat.

Sumber:
SKJ 193 Rab. 1418H.

banner 336x280

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No More Posts Available.

No more pages to load.