GONTB – Keberadaan Air Terjun Babak Pelangi di Desa Lantan Kecamatan Batukliang Utara Kabupaten Lombok Tengah menjadi salah satu air terjun yang wajib dikunjungi para wisatawan yang menyenangi keindahan alam.
Air terjun yang berada di pinggiran pemukiman warga ini memang masih menunjukkan keasriannya meski di pinggir aliran airnya terdapat kolam buatan namun tak mengurangi keindahan alaminya.
Untuk sampai ke air terjun Babak Pelangi, dari Kota Mataram wisatawan bisa melalui jalur Narmada – Pancordao – masuk ke wilayah Desa Lantan.
Saat memasuki jalur Desa Lantan, wisatawan akan disambut jembatan 459 yang identik dengan sirkuit MotoGP International 459 yang dimiliki pemerintah Kabupaten Lombok Tengah khususnya untuk motocross.
Memang, untuk mencapai air terjun Babak Pelangi, wisatawan bisa mengikuti jalur menuju Sirkuit International 459.
Minimnya petunjuk arah menuju air terjun Babak Pelangi membuat wisatawan harus banyak bertanya kepada warga saat berpapasan.
Pasalnya, ada beberapa titik simpang tanpa petunjuk arah sehingga wisatawan harus balik arah saat bertemu warga.
“Kearah sana jalan ke air terjun,” jawab seorang ibu ketika kami bertanya arah mana yang harus ditempuh menuju air terjun.
Akhirnya, kami harus balik dan ketika sampai di simpang tiga belok kiri untuk menuju air terjun Babak Pelangi.
Ketika sampai di tempat parkir Air Terjun Babak Pelangi, kami disambut seorang warga yang menjaga parkiran dengan senyum ramahnya.
Saat kami mendekat…..wooo… deretan anak tangga menunggu untuk dilewati sebelum sampai di air terjun.
Ternyata, menuruni anak tangga yang berjumlah 117 berdasarkan hitungan Aji cukup meningkatkan kewaspadaan karena anak tangga yang jaraknya pendek dan cukup curam.
Namun, kewaspadaan dan energi yang terkuras terbayar saat melihat dua sisi air terjun, yang membuat kami bergegas untuk menuruninya.
Cesssss…air bening dan dingin cukup menyejukkan telapak kaki, hilanglah rasa lelah dengan sambutan gemercik air terjunnya.
Disini, ternyata sudah ada beberapa wisatawan yang datang dan menikmati dinginnya air terjun sambil ber swafoto dan mendokumentasikan sudut-sudut air terjun Babak Pelangi.
Rasa penasaran membawa kami naik ke arah yang lebih tinggi. Ternyata ada lagi air terjun yang membawa kami ke alam ketenangan.
Diseling bebatuan di pinggiran sungai, air bening nan dingin seakan menyapa dan membelai jiwa untuk terus bersamanya.
Kami pun tak menyia-nyiakan kesempatan untuk menenangkan diri dengan mendengarkan suara alunan alam. Gemercik air, desiran angin dan suara binatang menyatu membuat jiwa semakin damai.
Tak terasa waktu terus berlalu, apalagi saat menikmati keindahan alam terlihat anak-anak setempat tengah bermain dan berlompatan diantara batu dan melompat dari ketinggian yang disambut deburan air. Tawa renyah menyambut kegembiraan anak-anak.
“Dari jam berapa,” tanyaku.
“Jam 7,” jawab Ilin yang mengaku masih duduk di Sekolah Dasar.
“Pulang jam berapa,” tanyaku kembali.
“Nanti kalau sudah lapar,” jawabnya enteng disambut senyum teman-temannya..
Dan memang hari libur dimanfaatkan oleh anak-anak setempat untuk bermain di air terjun hingga mereka merasa bosan dan lapar.
Tapi, siapa yang akan bosan bermain di aliran sungai nan jernih. Kami pun seakan tidak mau meninggalkan tempat jika tidak ingat masih harus menempuh perjalanan 1,5 jam untuk sampai ke rumah kami di Mataram.
Apalagi, kami datang bersama anak-anak tentu harus ekstra dalam menikmati perjalanan pulang.
Pastinya, untuk bahagia itu tidak harus mahal, Cukup nikmati alam, dengarkan suara air , desiran angin, beningnya air ditambah artistik alam serta mensyukuri nikmat sang pencipta maka beban yang ada akan terbawa dalam alam kebahagiaan. (dshd)