“Hai orang yang berselimut (Muhammad), bangunlah (untuk sembahyang) di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya), (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit, atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al Qur’an itu dengan perlahan-lahan.” (QS. Al-Muzzamil [73]: 1-4).
MUHAMMAD Ibnu Shalih al-Ishaq ash-Shai’ri dalam bukunya berjudul Kaifa Tatahammus li Qiyam al-Layl atau Keajaiban Qiyamullail (2012), memaparkan sebagai berikut: Beliau mengajak umat Islam agar pada malam hari mau bangun dari tidurnya untuk bersegera menghadap Rabbnya, tatkala orang lain sedang menikmati nyenyak tidurnya.
Bangun malam merupakan syariat Rabbani, sunnah Nabi dan kebiasaan terpuji golongan salaf, juga tempat penddikan iman, merupakan kesempatan berkhalwat dengan Rabba manusia, taman yang rindang dan nyaman, tempat kebahagiaan jiwa dan rohani, pembangkit dan penguat jasmani, pemberi rasa rindu untuk meraih Jannah, penumpah air mata dan curahan hati serta rintihan dan keluhan yang mengharukan.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Meskipun bangun malam itu memiliki berbagai keutamaan seperti disebutkan di atas, tetapi masih banyak orang yang berpaling, enggan untuk mengamalkannya, tidak peduli kepadanya sehingga amal baik ini hampir lenyap di tengah-tengah kita dan di rumah-rumah kita.
Dimanakah orang-orang yang gemar bangun malam pada zaman sekarang ini? Di manakah para raib pada malam hari dan mujahid pada siang hari? Di manakah para hamba pembaca Al Qur’an yang baik? Di manakah orang-orang yang gemar istighfar pada waktu sahur?
Di manakah orang-orang yang merasakan nikmatnya bermunajat kepada Rabbanya yang Maha Lembut dan Maha Perkasa? Di manakah orang-orang yang suka meneteskan air matanya pada malam yang gelap karena menyesali dosa-dosanya? Di manakah orang-orang yang meninggalkan tidurnya untuk berdiri di hadapan Rabbnya Yang Maha Mulia?
Kini mereka tiada lagi. Demi Allah, seakan-akan mereka itu tidak pernah ada. Sekalipun ada, jumlahnya sangat sedikit dari jumlah yang sedikit itu.
Karena keadaan umat Islam sekarang ini begitu mengkhawatirkan seperti yang digambarkan di atas, maka sudah selayaknya ulama, para da’i dan para panesahat agama segera menumbuhkan semangat baru ke dalam qalbu setiap mukmin untuk gemar bangun malam untuk beribadah kepada Rabbnya. Sungguh, kebiasaan itu hampir lenyap di tengah-kita.
Selanjutnya ia menguraikan dahsyatnya keutamaan bagi orang-orang yang gemar melakukan qiyamullail, untuk dapat kita amalkan dalam kehidupan kita sehari-hari diantaranya sebagai berikut:
- Allah SWT Sedang Memanggil Kita Untuk Qiyamullail
Bahwa Allah memanggil kita untuk qiyamullail dan bermunajat kepada-Nya pada malam yang gelap. Meskipun Allah tidak butuh dengah ibadah kita, maka penuhilah panggilan Rabb kita, berdialoglah dengan Rabb kita pada kegelapan malam, agar kita menjadi orang-orang yang bahagia di dunia dan akhirat.
- Allah SWT Tersenyum kepada Orang yang Mendirikan Qiyamullail
Ada keistimewaan tersendiri dari Allah Swt. bagi mereka yang gemar qiyamullail yaitu Allah tersenyum kepadanya dan merasa gembira kepadanya. Barangsiapa yang Allah tersenyum untuknya, maka ia tidak akan diazab. Alangkah besar keuntungan bagi orang yang gemar qiyamullail, mereka mendapat pahala yang besar.
- Qiyamullail Menyebabkan Mendapat Bidadari
Karena orang yang mendirikan qiyamullail adalah orang yang meninggalkan tidurnya dan istrinya. Dia sengaja bangun untuk bermunajat kepada Rabbnya. Seorang penyair berkata: “Tinggalkanlah segala bentuk perhiasan yang terbuat dari tanah dan air dan sibukkan keinginanmu untuk mendapatkan bidadari.”
- Allah SWT Membanggakan Orang-Orang yang Mendirikan Qiyamullail di Hadapan Para Malaikat
“Lihatlah hamba-Ku ini, dia rela meninggalkan tempat tidurnya, isterinya dan apa yang dicintainya dalam keluarganya untuk shalat karena berharap pahala dari-Ku dan takut dan siksa-Ku…” (HR. Ahmad).
Satu hal lagi yang menambah semangat kita untuk mendirikan qiyamullail adalah mengetahui bahwa Allah membanggakan orang-orang yang biasa mendirikan qiyamullaillail dihadapan para malaikat-Nya.
- Besarnya Pahala Bagi Orang Yang Mendirikan Qiyamullail
“Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya dan mereka selalu berdoa kepada Rabbnya dengan penuh rasa takut dan harap, serta mereka menafkahkan apa-apa rezeki yang Kami berikan. Tak seorang pun mengetahui berbagai nikmat yang menanti, yang indah dipandang sebagai balasan bagi mereka, atas apa yang mereka kerjakan.” (QS. As-Sajadah [32]: 16-17).
Dengan mengetahui beberapa keistimewaan dan besarnya pahala yang disediakan oleh Allah Swt, bagi orang-orang yang mendirikan qiyamullail ini, mungkin saja dapat membangkitkan kembali semangat dan motivasi kita untuk mendirikan qiyamullail, bahkan akan melakukannya dengan konsisten. Semoga ….. Wallahu a’lam bish showab.
Referensi: Muhammad Ibnu Shalih al-Ishaq ash-Shai’ari, Kaifa Tatahammus li Qiyam al-Layl, 2012.
Penulis : Aswan Nasution
Editor : Lalu Sahid Wiadi
Sumber Berita: Aswan Nasution











