GONTB– Pengurus Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Kabupaten Lombok Timur membantah berita yang beredar terkait penolakan sejumlah Pimpinan Anak Cabang (PAC) terhadap Haerul Warisin sebagai calon Bupati Lombok Timur.
Sekretaris DPC Gerindra Lombok Timur, Muhammad Yusri, menegaskan bahwa isu tersebut tidak mewakili mayoritas PAC. Menurutnya, hanya segelintir orang yang memilih untuk berjalan sendiri tanpa mengikuti arahan partai.
“Memang ada individu-individu yang cenderung bergerak sendiri, dan hal ini menjadi bahan evaluasi kami di DPC terhadap dua PAC yang bersangkutan,” ujar Muhammad Yusri pada Jumat (16/08/2024).
Ia menjelaskan bahwa salah satu PAC di Keruak telah lama menyatakan mundur, dan pihaknya tengah membentuk kepengurusan baru di sana.
Yusri juga menekankan bahwa tindakan oknum-oknum tersebut salah karena mengatasnamakan rekan-rekan PAC lainnya, yang pada akhirnya menimbulkan kekecewaan di kalangan PAC yang loyal. Sementara itu, sebagian besar PAC, kata Yusri, sedang fokus melakukan penguatan di tingkat bawah bersama pengurus ranting.
“Mereka melaporkan perkembangan setiap hari. Rutin berkumpul dengan tim dan sesama pengurus ranting. Isu ini hanya melibatkan dua atau tiga orang saja,” tambahnya.
Yusri juga mengungkapkan bahwa pada konsolidasi terakhir, individu-individu tersebut tidak hadir, dan memang kehadiran mereka tidak diharapkan karena dianggap tidak sejalan dengan kebijakan partai. Menurutnya, orang-orang tersebut sudah berbeda pandangan dan cenderung tidak patuh, bahkan mengundang calon lain dalam kegiatan mereka.
“Ini akan menjadi bahan evaluasi kami. Kami akan segera mengambil tindakan tegas terhadap dua orang ini,” tegasnya.
Lebih lanjut, Yusri menyebut bahwa PAC lainnya sedang giat melakukan penguatan di tingkat akar rumput. Namun, ada tiga PAC yang saat ini sedang dievaluasi karena dianggap kurang loyal.
Ia menambahkan, bahwa revitalisasi dan evaluasi dalam kepengurusan adalah hal yang wajar, terutama sebagai sanksi tegas bagi kader yang tidak setia dan melakukan pengkhianatan.
“Ini hal biasa. Hanya dua orang yang terlibat, dan saya pastikan mereka bisa diperiksa lebih lanjut. Bahkan rekan-rekan PAC lainnya marah karena merasa dikorbankan dan dijadikan kambing hitam,” pungkas Yusri.****