Mataram, GONTB – Fenomena dancer kecimol yang belakangan ini menjadi sorotan di Lombok Nusa Tenggara Barat (NTB) tak luput dari perhatian pemerhati budaya Sasak.
Dalam beberapa video viral, beberapa dancer kecimol menampilkan gerakan yang terkesan erotis, yang dinilai menyimpang dari tata krama budaya masyarakat Sasak. Hal ini menjadi perdebatan hangat di kalangan pemerhati budaya dan masyarakat umum.
Menurut Drs. Sanusi, salah seorang pemerhati budaya Sasak, pihaknya bersama dengan para pemerhati budaya lainnya sering mendiskusikan pentingnya menjaga agar dancer kecimol tidak melanggar etika moral serta norma-norma budaya lokal.
“Kami selaku pemerhati budaya sering mendiskusikan ini agar dancer jangan menyimpang dari etika moral budaya kita,” terangnya dalam sebuah wawancara via WhatsApp Senin, 26/05/2025.
Meskipun tidak semua dancer kecimol berperilaku demikian, Sanusi mengingatkan bahwa penting bagi seluruh dancer, baik yang sudah terdaftar dalam asosiasi maupun yang belum, untuk mendapat pembinaan mengenai joget yang sesuai dengan nilai-nilai budaya.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kami mendorong semua kecimol untuk lebih memperhatikan para dancer agar diberikan pembinaan joget yang tidak mengundang konflik sosial,” ungkapnya.
Dalam konteks ini, pentingnya menjaga harmoni sosial menjadi sorotan utama. Sanusi menekankan bahwa berjoget adalah bagian dari ekspresi budaya yang sah, namun hal tersebut harus dilakukan dengan cara yang memperhatikan norma dan nilai yang berlaku di masyarakat.
“Berjoget boleh saja, tapi jangan sampai mengundang konflik sosial yang nanti akan membuat keributan bahkan kegaduhan karena perbedaan sudut pandang, apalagi Lombok ini terkenal bumi Seribu masjid,” tambahnya.
Pentingnya menjaga nilai budaya juga ditekankan oleh anggota Majelis Adat Sasak (MAS) yang menghimbau agar para pemilik kecimol memperhatikan awik-awik (aturan) yang berlaku. Hal ini bertujuan untuk menjaga kesucian dan nilai-nilai kearifan lokal yang sudah ada sejak lama.
“Dari situ, kami berharap setiap pertunjukan yang melibatkan dancer kecimol bisa berlangsung dengan tertib dan tidak menimbulkan keresahan di masyarakat,” ujarnya.
Upaya untuk menjaga kondisi budaya yang aman dan kondusif bagi semua pihak menjadi penting dalam menghadapi tantangan zaman yang semakin berkembang.
Diharapkan, para dancer kecimol dapat menyesuaikan pertunjukan mereka dengan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat Sasak, serta meningkatkan kualitas dan etika dalam berkesenian, sehingga budaya lokal tetap terjaga dan dilestarikan dengan baik. ***











