Iqbal dan Gita Dinilai Lemah Jelang Pilgub NTB. Direktur Mi6 Beberkan Fakta dan Alasannya!

by
Direktur Mi6 Bambang Mei Finarwanto.
Banner IDwebhost

GONTB-Pernyataan kontroversial kembali dilontarkan Bambang Mei Finarwanto, Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Sosial dan Politik Mi6 yang menilai Pilgub NTB berpotensi hanya diikuti dua pasangan calon.Pihaknya mendorong pemilihan Gubernur NTB yang akan digelar bersamaan dengan Pilkada Serentak pada 27 November mendatang, diikuti banyak kandidat.Jika hanya diikuti dua pasang kandidat yang head to head, Pilgub NTB dinilai justru tidak menarik dan malah berpotensi miskin gagasan.

banner 336x280

Karena itu, Didu mendorong agar partai politik tidak memberikan dukungan yang menumpuk pada satu pasangan calon saja. Dengan begitu, akan memberi ruang bagi Pilgub NTB tidak diikuti dua kandidat saja.

Ditegaskan Didu, pasangan Iqbal-Dinda dan juga Gita-Sukiman, adalah figur-figur yang lebih dari pantas mendapat dukungan dari partai politik untuk maju dalam Pilgub NTB. Iqbal, putra NTB yang pernah menjadi Duta Besar Indonesia di Turki. Iqbal memiliki karir birokrasi yang panjang sebagai diplomat di Kementerian Luar Negeri. Sementara Dinda, adalah Bupati Bima dua periode, dan merupakan salah satu politisi Partai Golkar yang moncer.

Gita Ariadi, adalah mantan Penjabat Gubernur NTB selama sembilan bulan, yang kini masih memangku jabatan sebagai Sekretaris Daerah NTB. Pengalaman birokrasinya juga sangat komplet dan panjang. Sementara wakilnya HM Sukiman Azmy, adalah Bupati Lombok Timur dua periode dengan prestasi yang diakui publik.

Hanya saja memang, Didu mengakui bahwa setiap perhelatan demokrasi pasti memiliki dinamikanya sendiri-sendiri. Politik juga memiliki panggung depan dan panggung belakang dengan realitasnya masing-masing. Publik kemudian hanya diperlihatkan panggung depan saja. Sementara panggung belakang acap ditutup rapat-rapat.

Adanya panggung depan dan panggung belakang itu pula, yang kata Didu, bisa menjelaskan mengapa saat ini sejumlah partai masih belum juga melabuhkan dukungannya kepada kandidat yang akan diusung di Pilgub NTB. Bahkan, di antara partai-partai besar tersebut, ada partai pemenang Pemilu di NTB seperti Partai Golkar dan Partai Gerindra.

Baca Juga:  Survei PolMark : Iron Edwin Meroket, Rumaksi Sukisman Terendah

Saat partai politik lain memberi pernyataan ke publik, Partai Gerindra misalnya malah adem ayem. Memang tersebar sejumlah spekulasi. Namun, tak ada yang pasti hingga saat ini kemana partai besutan presiden terpilih, Prabowo Subianto ini akan melabuhkan dukungan di Pilgub NTB. Pun Partai Golkar. Tak juga memberikan tanda-tanda kemana dukungan akan diberikan. Yang sudah pasti, Partai Beringin, menyebut, akan menunggu hasil survei ketiga, baru akan terungkap dukungan akan diberikan ke kandidat yang mana.

Minimnya partai politik yang sudah memberikan dukungan tiket Pilgub, menjadikan pasangan Iqbal-Dinda dan pasangan Gita-Sukiman, terlihat inferior di hadapan dua kandidat lainnya. Hal tersebut kata Didu, menempatkan dua pasang kandidat ini dalam framing sebagai pasangan yang sama-sama lemah.

Didu misalnya memberi contoh, bagaimana belum lama ini, pada saat peresmian posko pemenangan pasangan Iqbal-Dinda di Kabupaten Bima, justru Dinda tidak hadir dalam peresmian tersebut. Hal yang membuat publik bertanya-tanya. Ada apa? Pun begitu, tetiba menyeruak ke publik isu bahwa pasangan Gita-Sukiman bakal kandas di tengah jalan.

Semua itu kata Didu, bisa jadi semacam strategi untuk membuat pasangan ini tetap menjadi perbincangan di tengah-tengah publik. Sebuah strategi yang acap bisa dimanfaatkan untuk mendongkrak elektabilitas dan popularitas. Sehingga, Didu meyakini, justru dua pasang kandidat tersebut, Iqbal-Dinda dan Gita-Sukiman bisa jadi juga sedang menyiapkan kejutan-kejutan.

Analis politik dari kalangan aktivis ini menilai, Iqbal-Dinda maupun Gita-Sukiman, memiliki modal lebih dari cukup untuk meraih dukungan signifikan dari para pemilih di Bumi Gora. Hal yang tentu patut disyukuri publik Bumi Gora, bahwa Pilgub NTB yang diikuti banyak kandidat masih mungkin untuk terjadi.

“Bagaimanapun, kandidat yang banyak dalam Pilgub akan membuka ruang untuk lebih banyak dialog, lebih banyak ide, dan lebih banyak kesempatan untuk perbaikan. Hal yang akan membuat proses Pilgub menjadi lebih menarik dan substansial,” tutup Didu.***

banner 336x280

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No More Posts Available.

No more pages to load.