“Sungguh beruntung orang- orang mukmin, yang di dalam shalat mereka khusyu’.” [QS. Al-Mu’minun: 1-2].
GONTB – SHALAT yang khusyu’ dapat mengantar peshalat pada alam Rabbani yang sangat indah, sebagaimana Rasulullah ‘alaihi wasallam pernah melawat alam Malakut yang begitu agung dan mempesona itu, yaitu beliau sedang bermi’raj. Maka, ulama menggambarkan bahwa dengan shalat, kita dapat bermi’raj melawat alam malakut, menembus batas langit.
Sebaik-baik perjalanan adalah ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam terbang menembus batas langit, mengunjungi tahta kebesaran Allah ‘Azza wa-Jalla, yaitu ‘Arasy. Di situ beliau menghadap dan bercengkrama dengan Allah ‘Azza wa-Jalla. Perjalanan itu kita kenal dengan mi’raj.
Apabila kita juga ingin menikmati indahnya perjalanan itu, maka ketahuilah bahwa sepulang dari mi’raj, Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wassalam telah membawakan jadwal perjalanan buat kita, agar kita juga dapat bermi’raj seperti beliau, bukan hanya sekali seumur hidup, melainkan lima kali sehari semalam.
Shalat …, itulah mi’raj kita. Dengan shalat yang khusyu’ kita dapat menembus batas langit, bertandang mengunjungi tahta Rabbani, bercengkrama dan bermunajat kepada Allah ‘Azza wa-Jalla.
Adapun shalat, secara bahasa, adalah do’a. Adapun secara istilah, adalah sembahyang dengan berbagai bagiannya yang diawali dengan Takbir dan diakhiri dengan Salam. Bagian-bagian itu telah dicontohkan oleh Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam, dan kita harus melakukannya dengan benar sesuai yang telah beliau contohkan. Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wassalam bersabda: “Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat.” [HR. Al- Bukhari].
Pada tiap-tiap bagian dari itu shalat itu termuat suatu ungkapan dan pengakuan seorang hamba terhadap Tuhannya, Tuhan Yang Menciptakan dan Menyayanginya. Sehingga apabila muatan itu dihayati maka terasalah shalat itu begitu indah dan syahdu. Dari itu Allah ‘Azza wa-Jalla berfirman: “sungguh beruntung orang-orang mu’min, yang didalam shalat mereka khusyu’.” [QS. Al-Mu’minun: 1-2].
Al-falah [keberuntungan] itu adalah kenikmatan khusyu’ oleh orang mu’min dianggap sebagai pahala sebelum dan sesudah pahala yang lain. Dari itu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda: “Dan dijadikan hiburan itu berada pada shalat.” [HR. Ahmad dah An-Nasa’i].
Sungguh merugi orang yang tidak menghayati bagian- bagian dari shalat, karena ia akan melewatkan saat-saat indah bersama Tuhannya. Dan sungguh “mau dibilang apa” orang yang tidak mengerti dengan maksud bacaan shalatnya, karena ia tidak lebih sekedar menggugurkan kewajibannya di hadapan Allah Swt.
Shalat Khusyu’ Pemulih Gairah Hidup